KENDARI, SULTRAKU.COM – Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Halu Oleo (UHO) sejak 2 tahun, rutin menetapkan program pengabdian kepada masyarakat berbasis desa binaan.
Sejak tahun 2021 lalu, FPIK UHO telah menetapkan Kelurahan Lalowaru, Kecamatan Moramo Utara, Kabupaten Konawe Selatan, sebagai desa binaan dengan tujuan pemberdayaan masyarakat pesisir berdasarkan potensi sumber daya alam dan keunggulan lokal yang berorientasi pada kemandirian masyarakat.
Terpilihnya Kelurahan Lalowaru, memiliki potensi sumberdaya perikanan dan kelautan salah satunya adalah ekosistem mangrove. Eksistensi ekosistem mangrove perlu dilestarikan karena memiliki banyak fungsi salah satunya adalah penahan abrasi.
Selain itu, mangrove juga memiliki nilai ekonomi tinggi karena dapat diolah menjadi sebuah produk. Permasalahan selanjutnya adalah kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan dan mengolah sampah dari sampah.
Terpilihnya sebagai desa binaan diharapkan mampu membina masyarakat mandiri dan berjiwa kewisausahan sehingga meningkatkan kesejahteraan.
Dekan FPIK UHO, Asriyana mengatakan, adanya program pengembangan desa binaan dapat membentuk jaringan kerjasama yang sinergis antara berbagai pemangku kepentingan.
“Sehingga dapat menjadi desa aktif, mandiri, berwirausaha dan sejahtera,” bebernya, Minggu (10/9/2023).
Kegiatan itu merupakan bagian pengabdian kepada masyarakat dalam rangka perwujudan visi UHO menjadi perguruan tinggi kelas dunia dalam pengelolaan dan pengembangan wilayah pesisir, kelautan dan perdesaan pada tahun 2045.
Adanya kegiatan bina desa ini mendapatkan apresiasi dari Lurah Lalowaru, Sucipto mengharapkan, program peduli lingkungan bekerjasama dengan Dinas Perikanan Konawe Selatan.
“Alhamdulillah, FPIK UHO membantu program kami,” singkatnya.
Program kerja yang dilakukan FPIK UHO melibatkan ibu-ibu rumah tangga dan sekolah pendidikan formal, yaitu SDN 4 Moramo Utara dan SMPN 37 Konawe Selatan. Selain didampingi oleh panitia turut pula hadir kepala sekolah dan bapak/ibu guru dalam mengkoordinir siswa-siswi di lapangan.
Banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh sampah baik untuk manusia maupun biota laut.
Berdasarkan hal di atas, FPIK UHO memandang perlu dilakukan sosialisasi dalam bentuk edukasi pelestarian ekosistem mangrove dan lingkungan pesisir kepada masyarakat.
Output dari sosialisasi tersebut adalah aksi penanaman mangrove dan bersih pantai yang dilakukan secara persaingan antar siswa. Hal ini dilakukan agar mendorong dan meningkatkan kesadaran terhadap kelestarian pesisir dan laut sejak dini.
Sasaran dari program bina desa ini bukan hanya generasi muda saja tetapi juga ibu rumah tangga yang diberikan pelatihan dalam mengolah limbah perikanan menjadi souvenir dan juga pelatihan pengolahan hasil perikanan.
Hal ini bertujuan agar dapat menumbuhkan jiwa berwirausaha sehingga membantu ekonomi rumah tangga.
Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan
Editor: Kardin