KENDARI, SULTRAKU.COM – Hari pertama masuk sekolah pasca libur lebaran, suasana proses belajar mengajar di seluruh sekolah Kota Kendari terpantau aman dan terkendali. Tidak ada satu pun laporan, mengenai adanya masalah yang dialami oleh sekolah di hari pertama masuk.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kadis Dikmudora Kendari, Makmur. Kata dia, di hari pertama masuk sekolah, semunya berjalan dengan baik tidak ada laporan kendala atau masalah, bahkan siswa sangat antusias masuk sekolah.
“Meskipun belum seluruhnya siswa masuk sekolah, karena ada beberapa kendala seperti masih berada di kampung dan lain sebagainya. Namun di hari pertama masuk sekolah, Alhamdulilah semuanya berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang kita harapakan,” ucapnya, Senin (9/5/2022).
Pasca libur kata Makmur, memang seluruh sekolah sudah dijadwalkan untuk masuk 100 persen atau secara menyeluruh, setelah sebelumnya masih berlaku jam masuk 50 persen. Karena kondisi pandemi COVID-19 yang naik.
“Tapi seluruh sekolah masih kita wajibkan untuk mematuhi protokol kesehatan. Dan kami ingatkan juga bagi siswa, agar selalu menjaga kesehatannya, agar terhindar dari segala macam penyakit, terutama pandemi COVID-19 yang masih ada di Kota Kendari,” katanya.
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Kendari, Abdul Hamid mengungkapkan, di hari pertama sekolah, aktifitas pembelajaran masih belum normal.
“Karena masih suasana lebaran, jadi kita manfaatkan hari pertama sekolah untuk saling bermaaf-maafan dengan siswa. Dan Alhamdulillah di hari ini, semuanya berjalan lancar tidak ada kendala, dan siswa juga senang masuk sekolah setelah menikmati libur cukup panjang,” jelasnya.
Terkait aktivitas di sekolah, kata dia, sesuai dengan arahan kepala dinas pendidikan, dirinya pun menerapkan protokol kesehatan secara maksimal.
“Kita wajibkan siswa untuk menggunakan masker di lingkup sekolah, serta semaksimal mungkin menerapkan jaga jarak. Untuk menghindari penyebaran COVID-19,” ucapnya.
Terpisah, salah satu orang tua siswa, Muliatin mengaku senang, akhirnya aktifitas pembelajaran bisa 100 persen. Sehingga anaknya bisa kembali masuk sekolah, tanpa mengikuti pembelajaran secara online.
“Semoga ini terus berlangsung selamanya, karena kami orang tua merasa kewalahan jika pembelajaran terus dilakukan secara online. Dan untuk masalah penerapan prokes, saya pastikan anak saya selalu menerapkan prokes,” ujarnya.
Reporter: Muhammad Ilwanto
Editor: Kardin