KENDARI, SULTRAKU.COM – Pusat Kemitraan Global Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara, bakal menjaring sebanyak 250 mahasiswa untuk mengikuti Program Magang Kerja di Jerman.
Ketua Pusat Kemitraan Global UHO Kendari, Dr. Eng. Sudarsono mengatakan, mendukung program magang kerja bagi mahasiswa hingga ke luar negeri, merupakan hal yang harus dilakukan karena bagian dari Program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka, sebagai kebijakan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
“Jadi kita punya kuota untuk Universitas Halu Oleo tahun ini 250 orang. Itu untuk semua fakultas yang mau mendaftar magang ke Jerman. Tadi kami mengundang semua program studi, silakan yang mau mendaftar, tidak ada batasan kuota. Setiap fakultas silakan mendaftar free,” katanya.
Untuk tujuan itu, Pusat Kemitraan Global Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari melakukan sosialisasi kepada sejumlah program studi dan mahasiswa di kampus negeri tersebut.
Dia menerangkan, magang yang akan dilakukan selama tiga bulan dapat diikuti setiap mahasiswa UHO di semua fakultas. Pemagangan, lanjut Sudarsono, merupakan ajang belajar sekaligus mencari pengalaman. Apalagi Jerman salah satu negara maju di bidang teknologi.
Dia berharap dengan mengikuti magang di Jerman, mahasiswa mempunyai nuansa dan etos kerja baru karena mereka akan bekerja bersama masyarakat internasional yang ada di Jerman dari berbagai negara. Selain itu, bisa memiliki jejaring yang lebih luas.
Direktur Sinar Harapan Bangsa, Enik Walkoning menjelaskan, setelah mahasiswa Universitas Halu Oleo mendaftar dan memiliki sejumlah surat-surat resmi seperti visa dan lainnya, maka akan langsung diberangkatkan pada bulan Oktober 2023.
Dia menerangkan, setelah mahasiswa diberangkatkan dan tiba di Jerman, pihak agensi akan menjemput di bandara setempat lalu dibawa ke tempat tinggal. Setelah itu mereka akan diarahkan ke tempat mereka bekerja.
Enik menyebut sejumlah perusahaan logistik mitra Sinar Harapan Bangsa (SHB) yang akan menjadi tempat magang para mahasiswa UHO Kendari di antaranya Amazon, DHL, pabrik tekstil dan lainnya.
“Itu mereka membuat merchandise, membuat beberapa pernak-pernik untuk pemain sepak bola kita. Ada juga yang ditempatkan di pabrik buah, kerjanya sortir-sortir buah saja, ada juga yang kita tempatkan di pabrik cokelat,” jelas dia.
Lebih lanjut Enik mengatakan bahwa pihaknya bukan hanya memfasilitasi mahasiswa magang dari UHO Kendari tetapi dari negara Asia lainnya seperti Filipina, Thailand, India dan beberapa negara lainnya termasuk Turki.
Oleh karena itu, dia berharap ketika mahasiswa UHO magang di Jerman bisa membangun koneksi yang lebih luas dan menyesuaikan dengan budaya di negara tersebut.
Dekan FISIP UHO, Dr. La Tarifu mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi Ketua Program Studi Jurnalistik Marsia Sumule, M.Si yang telah membuka jalan sehingga terbuka kesempatan bagi mahasiswa UHO untuk magang kerja di Jerman.
“Ini merupakan suatu keuntungan yang besar terkait dengan jejaring salah satu dosen kita bernama Ibu Marsia Sumule membawa informasi itu ke Badan Kerja Sama Global. Sejak kebijakan Kampus Merdeka, Merdeka Belajar, kita sempat kewalahan mencari jaringan luar negeri untuk proses pemagangan,” kata Dr. La Tarifu.
Dia berharap mahasiswa yang tersebar di sembilan program studi di FISIP UHO, berminat dan mau memanfaatkan peluang melakukan pemagangan di Jerman. Apalagi selama melakukan magang tiga bulan, mahasiswa bisa mendapat 20 SKS.
“Magang itu kan disetarakan dengan 20 SKS. Setelah magang tiga bulan itu, pulang-pulangnya mereka tinggal dilihat apa saja yang dilakukan di sana lalu kemudian dikonversi menjadi mata kuliah yang relevan,” jelasnya.
Dodi Alfaris salah satu alumnus Jurusan Administrasi Bisnis yang pernah mengikuti magang di Jerman mengatakan, banyak hal positif yang didapatkan dengan mengikuti magang ke luar negeri.
“Sangat banyak pengalaman baru. Contohnya kami banyak belajar dan menambah wawasan pengetahuan di bidang budaya dan pengetahuan soal dimensi kerja yang ada di sana,” katanya.
Ia mengaku, saat magang ditempatkan di gudang perusahaan distributor spare part perusahaan internasional Repa Group Duslane dengan posisi sebagai staf identifikasi untuk membuat laporan invoice.
“Di sana memang yang benar-benar dilihat dan diuji itu pengetahuan dan kemampuan kita. Itu poin yang paling nomor satu untuk bisa bersaing kerja di sana. Penerapkan soal manajemen waktu di sana dituntut untuk disiplin. Itu harus datang di jam yang tepat, sesuai dengan standar perusahaan,” tambahnya.
Ia berbagi tips jika ingin magang ke Jerman, maka hal yang harus dipersiapkan yakni kemahiran bahasa Inggris, mempersiapkan mental karena di sana dituntut untuk survive, melakukan segalanya sendiri.
Penulis: Ana Pratiwi
Editor: Haerani Hambali